LAPORAN PRAKTIKUM LABOLATORIUM
FISIKA 1
1.
Nama
Percobaan : MENGURAIKAN SEBUAH GAYA
2.
Tujuan
Percobaan :
Setelah
menyelesaikan percobaan ini siswa diharapkan dapat menguraikan sebuah gaya
menjadi dua komponen pada dua sumbu koordinat setimbang.
3.
Alat-alat
Percobaan :
1) Papan
Percobaan :
1 buah
2) Busur
Derajat :
1 buah
4) Pasak
Penumpu :
2 buah
5) Neraca
Pegas :
1 buah
6) Beban
Bercelah dan penggantung beban : 2
buah
7) Puli
:
2 buah
4.
Landasan
Teori
Gaya adalah suatu pengaruh pada
sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah kecepatannya, artinya dipercepat.
Arah gaya adalah arah percepatan yang disebabkannya jika gaya itu adalah
satu-satunya gaya bekerja pada benda tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali
massa benda dan besarnya percepatan yang dihasilkan gaya. Secara eksperimen
telah ditemukan bahwa jika dua atau lebih gaya bekerja pada benda yang sama,
percepatan benda adalah sama seperti jika benda dikenai gaya tunggal yang sama
dengan penjumlahan vektor gaya-gaya itu sendiri. Artinya, gaya-gaya dijumlahkan
sebagai vektor-vektor.(Paul Tipler, 1998: 91)
Bila sebuah benda yang dalam
kesetimbangan digeser sedikit, maka besar, arah serat garis kerja gaya-gaya
yang bekerja terhadapnya bisa berubah semuanya. Bila gaya-gaya pada benda yang
sudah tergeser ini demikian rupa sehingga mengembalikan benda ke posisinya
semula, kesetimbangan itu disebut stabil.
Bila kerja gaya-gaya itu demikian rupa sehingga menambah pergeseran,
kesetimbangan benda itu disebut tak
stabil. Bila benda masih tetap setimbang dalam keadaan tergeser tadi,
kesetmbangannya disebut netral. Apakah
suatu benda keadaan setimbang stabil, tak stabil ataupun netrak hanya dapat
diketahui dengan meninjau keadaan bila benda sedikit tergeser dari keadaan
setimbang asal (Sears Zemanzky, 1982: 24)
Hukum 1 : sebuah benda terus berada
pada keadaan awalnya yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kecuali
benda itu dipengaruhi oleh gaya yang tak setimbang, atau gaya luar neto. (Paul
Tipler, 1998: 91)
Hukum 2 : percepatan sebuah benda
berbanding terbalik dengan massanya dan sebanding dengan luar neto yang bekerja
padanya . (Paul Tipler, 1998: 91)
Sebuah kerangka acuan dimana
hukum-hukum Newton berlaku dinamakan kerangka acuan inersia. Setiap kerangka
acuan yang bergerak dengan kecepatan konstan relatif terhadap kerangka acuan
inersia merupakan sebuah kerangka acuan inersia juga. Sebuah kerangka acuan
yang dipercepat relatif terhadap kerangka inersia bukan kerangka acuan inersia.
Sebuah kerangka acuan yang diikatkan ke bumi hampir berprilaku sebagai kerangka
acuan inersia. (Paul Tipler, 1998: 91)
Metode pemecahan persoalan umum
untuk memecahkan soal dengan menggunakan hukum-hukum Newton mencakup
langkah-langkah berikut ini :
1. Gambarkan
diagram dengan rapi.
2. Isolasi
benda (partikel) yang ditanyakan dan gambarlah diagram benda bebas, yang
menunjukkan tiap gaya eksternal yang bekerja pada benda. Gambarlah diagram
benda bebas terpisah untuk tiap benda yang ditanyakan.
3. Pilihlah
sistem koordinat yang mudah untuk tiap benda dan terapkan hukum kedua Newton
dalam bentuk komponen.
4. Pecahkan
persamaan yang dihasilkan untuk besaran yang tak diketahui dengan menggunakan
informasi tambahan yang dapat diperoleh.
(Paul
Tipler, 1998: 91)
Berat
suatu benda adalah gaya yang bekerja pada benda yang disebabkan oleh tarikan
bumi. Benda dipercepat ke bumi dengan percepatan 9,81 m/s2. Pada
tiap titik di ruang, percepatan ini sama untuk semua benda, tak bergantung pada
massanya. Kita namakan nilai percepatan ini g, dengan menggunakan a=g. Karena g
adalah sama untuk semua benda disuatu titik, kita dapat menyimpulkan bahwa
berat benda sebandiung dengan massanya. Vektor g adalah gaya persatuan massa
yang dilakukan bumi untuk setiap benda dan dinamakan medan gravitasi bumi.
(Douglas Giancoli , 2001: 80)
Jika
sebuah balok ditempatkan pada bidang miring kasar, maka pada balok akan bekerja
gaya gesekan yang arahnya berlawanan dengan arah gerak balok. Dari ilustrasi
pada gambar di atas, terlihat komponen gaya yang menyebabkan benda bergerak (mg
sin θ) dan
komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini
terdapat dua macam kondisi, yaitu: dan
komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini
terdapat dua macam kondisi, yaitu:
dan
komponen gaya gesekan yang menghambat gerakan benda (Fg). Dalam hal ini
terdapat dua macam kondisi, yaitu:
Menurut
Hukum II Newton percepatan ditimbulkan oleh resultan gaya yang bekerja dan
searah dengan arah geraknya. Maka dari gambar di atas diperoleh :
ΣF = m g Sin θ
mg
Sin θ merupakan
komponen gaya berat pada bidang miring, yang membuat benda mengalami
percepatan.
Percepatan benda sepanjang bidang
miring adalah:
ma = m g Sin θ atau
a = g Sin θ
g = percepatan gravitasi
θ = sudut kemiringan bidang
1.
Prosedur
Percobaan
5.1
Persiapan Percobaan
Rangkai alat percobaan seperti
terlihat pada gambar 1.
Selama percobaan, anda akan mengatur
dynamometer dan atau pulisedemikian rupa sehingga bagian tali yang merentang
diantara puli atau ( katrol ) dan benda cincin ada pada kedudukan horizontal,
dan benda cincin berpusat pada diperoleh beberapa konfigurasi gaya yang bekerja
pada benda cincin di dekat titik pusat busur derajat. ( untuk mengatur sistem
dalam posisi horizontal atau vertical, anda barangkali menggunakan bidang
miring).
Pada
keadaan tertentu, anda perlu menghilangkan efek gesekan pada sistem dengan cara
mengetuk papan percobaan beberapa kali, atau menarik salah satu beban dan
kemudian dilepaskan. Jika posisi beberapa alat berubah, atur lagi sedemikian
rupa sehingga kembali kekeadaan awal.
Gaya
–Fx yang bekerja pada benda cincin pada gambar dapat dibaca pada
dynamometer; gaya –Fy adalah gaya yang bekerja pada benda cincin
oleh beban m1; gaya F adalah gaya yang diberikan oleh beban m2.
Ketiga gaya tersebut dalam keadaan setimbang, dan resultan gaya –Fx
dan –Fy setimbang dengan gaya F.
5.2 Langkah Percobaan
1) Pasang
beberapa beban pada penggantung beban sesuai kebutuhan sehingga anda dapat
membaca besar gaya pada neraca pegas dengan mudah (yaitu dengan akurasi cukup
baik sedemikian rupa sehingga anda dapat membaca neraca pegas dengan minimum 2 angka
penting). Pertahankan posisi tali pada pada neraca pegas dalam posisi
horizontal dan benda cincin dititik pusat busur derajat.
2) Hilangkan
pengaruh gesekan dengan mengetuk papan percobaan/ dengan menarik salah satu
beban dan kemudian dilepaskan. Jika kedudukan horizontal tali seperti yang
dimaksud diatas berubah, atur lagi peralatan sehingga kedudukan seperti itu
lagi (yaitu bagian tali yang berasal dari dinamometer ke benda cincin arahnya
horizontal).
3) Baca
nilai –Fx pada neraca pegas. Nilai ini adalah sesungguhnya adalah
negatif komponen x gaya penyeimbang F. Catat hasil yang didapatkan pada tabel
1.
4) Hitung
nilai F menggunakan persamaan F = m2.g, dengan m2 adalah
massa beban yang tergantung pada puli-2. Gunakan g= 9,8 m/detik2 .
Catat hasil yang didapat pada tabel 1.
5) Ukur
sudut θ antara gaya F dan garis horizontal yang melewati busur derajat. Catat
hasil yang didapatkan pada tabel 1.
6) Ulangi
langkah percobaan 1 sampai 5 menggunakan kombinasi beban yang berbeda-beda
untuk minimal 2 data. Catat hasilnya yang didapat pada tabel 1.
1.
Hasil
Pengamatan
No
|
M1
(gr)
|
M2
(gr)
|
-Fx
(N)
|
Fx2
(N)
|
-Fy
(N)
|
Fy2
(N)
|
F
(N)
|
θ
o
|
F
cos θ(N)
|
F
sin θ
(N)
|
%
Galat
|
|
1
|
90
|
80
|
0,5
|
0,25
|
0,88
|
0,77
|
0,78
|
60
|
0,392
|
0,67
|
1,009
|
25 %
|
2
|
80
|
70
|
0,35
|
0,36
|
0,78
|
0,61
|
0,47
|
60
|
0,235
|
0,40
|
0,85
|
25 %
|
3
|
90
|
110
|
0,8
|
0,64
|
0,88
|
0,77
|
1,07
|
60
|
0,53
|
0,92
|
1,18
|
9,03 %
|
4
|
110
|
150
|
1,6
|
2,56
|
1,07
|
1,16
|
1,47
|
60
|
0,73
|
1,26
|
1,92
|
26,5 %
|
5
|
40
|
60
|
0,1
|
0,04
|
0,39
|
0,15
|
0,58
|
60
|
0,29
|
0,5
|
0,43
|
31 %
|
1)
Analisa
Data
1)
Menggunakan data yang didapatkan.
Lengkapi Tabel 1 data hasil perhitungan.
a)
m1 = 90 gr = 0,09 kg
m2
= 80 gr = 0,08 kg
Fx
= 0,5 N , Fx2 = 0,25 N
Fy
= m1 x g = 0,09 x 9,8 = 0,882 , Fy2
= 0,777
F = m2 x g = 0,08 x 9,8 = 0,784
θ
= 60º
F
cos θ = 0,784 cos 60 = 0,784 x 0,5 = 0,392
F sin θ = 0,785
sin 60 = 0,784 x 0,86 = 0,67
a)
m1 = 80 gr = 0,08 kg
m2
= 70 gr = 0,07 kg
Fx
= 0,35 N , Fx2 = 0,1225 N
Fy
= m1 x g = 0,08 x 9,8 = 0,784 , Fy2
= 0,614
F = m2 x g = 0,07 x 9,8 = 0,47
θ
= 60º
F
cos θ = 0,47 cos 60 = 0,47 x 0,5 = 0,235
F
sin θ = 0,47 sin 60 = 0,47 x 0,86 = 0,40
b)
m1 = 90 gr = 0,09 kg
m2
= 110 gr = 0,11 kg
Fx
= 0,8 N , Fx2 = 0,64 N
Fy
= m1 x g = 0,09 x 9,8 = 0,882 , Fy2
= 0,77
F = m2 x g = 0,11 x 9,8 = 1,078
θ
= 60º
F
cos θ = 1,078 cos 60 = 1,078 x 0,5 = 0,539
F
sin θ = 1,078 sin 60 = 1,078 x 0,86 = 0,92
c)
m1 = 110 gr = 0,11 kg
m2
= 150 gr = 0,15 kg
Fx
= 1,6 N , Fx2 = 2,56 N
Fy
= m1 x g = 0,11 x 9,8 = 1,078 , Fy2
= 1,16
F = m2 x g = 0,15 x 9,8 = 1,47
θ
= 60º
F
cos θ = 1,47 cos 60 = 1,47 x 0,5 = 0,735
F
sin θ = 1,47 sin 60 = 1,47 x 0,86 = 1,26
d)
m1 = 40 gr = 0,04 kg
m2
= 60 gr = 0,06 kg
Fx
= 0,2 N , Fx2 = 0,04 N
Fy
= m1 x g = 0,04 x 9,8 = 0,392 , Fy2
= 0,15
F = m2 x g = 0,06 x 9,8 = 0,588
θ
= 60º
F
cos θ = 0,588 cos 60 = 0,588 x 0,5 = 0,298
F
sin θ = 0,588 sin 60 = 0,588 x 0,86 = 0,50
1)
Bandingkan nila-nilai F dengan
nilai-nilai dengan menghitung perbedaan persentasenya,
yaitu menggunakan persamaan :
a)
m1 = 90 gr = 0,09 kg
m2
= 80 gr = 0,08 kg
b)
m1 = 80 gr = 0,08 kg
m2
= 70 gr = 0,07 kg
c)
m1 = 90 gr = 0,09 kg
m2
= 110 gr = 0,11 kg
d)
m1 = 110 gr = 0,11 kg
m2
= 150 gr = 0,15 kg
e)
m1 = 40 gr = 0,04 kg
m2
= 60 gr = 0,06 kg
1)
Pembahasan
Berdasarkan pada hasil-hasil
perhitungan diatas, menurut pendapat kami, berdasarkan perbedaan antara dengan F, yaitu lebih besarkah perbedaannya
dari 10% ? atau memiliki nilai yang tidak jauh berbedakah dan F, yaitu lebih kecil daripada 10% kah
perbedaan itu?
Jawab :
Dari hasil pengamatan
yang kami lakukan didapat hanya satu data ( m1 = 90 gr
dan m2 = 110 gr dengan
% galat = 9,03 %) yang diperoleh nilai antara dengan F, yaitu lebih kecil dari 10 % . Dan
keempat data lainnya antara dengan F, yaitu lebih besar perbedaannya dari 10% adalah 25,09 %, 25,08%,
26,8% dan 31%. Hal ini bisa terjadi karena beberapa hal yaitu :
1. Kesalahan
sistematis.
Kesalahan ini berkaitan
dengan alat ukur. Pada percobaan yang dilakukan diketahui bahwa pengantung
beban yang diikat dengan nilon pada busur derajat tidak tepat berada ditengah
busur derajat karena ikatan nilonnya berubah-ubah tempatnya, sehingga melilit pada
busur derajat.
2. Kesalahan
acak.
Kesalahan ini berkaitan
dengan faktor lingkungan, cuaca, serta udara sekitarnya yang bisa mengakibatkan
kesalahan, misalnya faktor angin yang dapat mengubah kesetimbangan penggantung
beban.
3. Kesalahan
pengamatan.
Kesalahan ini berkaitan
dengan pengamatan dari setiap manusia kadang berbeda-beda cara pandangannya.
Maka dalam pengamatan pembacaan neraca pegas si pengamatan harus berada tegak
lurus dengan neraca pegas.
2)
Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang
didapat diatas, dapat dikatakan bahwa gaya F dapat diuraikan ke bentuk F cos θ
sepanjang sumbu –x dan F sin θ sepanjang sumbu-y. Agar kita dapat menggunakan
syarat-syarat kesetimbangan untuk menghitung suatu gaya yang belum diketahui,
maka kita tinjau dulu sesuatu benda yang dalam keadaan setimbang, dimana
bekerja gaya yang akan dihitung seperti beban m1 tergantung. Disini
gaya tegangan dalam tali nilon vertikal ( F sin θ) pada mana balok tergantung
sama besarnya dengan berat balok. Tali nilon yang serong tidak melakukan gaya
pada beban m2 tetapi pada pusat busur derajat ( F cos θ). Oleh
karena itu pusat busur derajat dianggap sebagai suatu benda kecil dalam keadaan
setimbang yang beratnya dapat diabaikan.
3)
Daftar
Pustaka
Giancoli, Dauglas C.
2001. Fisika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Tipler.A.Paul. 1998. Fisika Untuk Sains Dan Teknik. Jakarta :
Erlangga.
Zemansky.Sears. 1982. Fisika Untuk Universitas 1. Bandung :
Binacipta.
2 komentar:
Kak punya ebook tipler nggk.. kalo ada saya minta
mukhamadazistholib278@gmail.com
kak, kalau kakak punya ebook tipler,saya boleh minta ebook tipler kak
Posting Komentar